Menu Navigasi

Makna Antara Bekerja dan Mengaji , Jangan Berpikir Negatif, Begini Kata Gus Baha

Kode Iklan Atas Artikel


 - Gus Baha menjelaskan soal bekerja dan mengaji. Namun, dalam penjelasannya terdapat makna dan esensinya sendiri.

Kerja dan Mengaji yang dijelaskan oleh Gus Baha mengandung arti berpikir positif terhadap orang lain.

Dikutip dari BeritaSoloRaya.com dari kanal YouTube Sampul Dakwah, Inilah penjelasan Gus Baha secara lengkapnya.

Gus Baha terlebih dahulu mengisahkan tentang Rasulullah saat mengaji. Mengajar di teras masjid.

"Suatu saat Nabi mengaji, ya mengaji beneran, mengajar di teras masjid. Ya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, bukan Kyai," ujar Gus Baha.

Kemudian, Gus Baha mengatakan bahwa saat di tengah mengajar mengaji terdapat pemuda yang bersikap cuek melewati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Pemuda tersebut melewti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Pemuda tersebut melewati Nabi dengan membawa cangkul.

"Di tengah mengajar ada pemuda cuek. Membawa cangkul Nabi dilewati. Tidak ikut ngaji," ucapnya.

Saat pemuda melewati Rasulullah dengan cuek. Terdapat salah satu sahabat yang berkomentar.

"Terus ada shohabat yang ekstrem mengomentari, 'Sial betul pemuda itu, ada Rasulullah mengaji, dia lewat. Tidak berhenti mengaji, celaka dia itu," ujarnya.

Namun, Nabi mendengar komentar sahabat kepada pemuda tersebut. Rasulullah menjelaskan bahwa kemungkinan niat pemuda tersebut bekerja adalah untuk menjaga dirinya agar tidak minta orang lain.

Gus Baha mengatakan dengan bahasa Arab kemudian menjelaskan arti yang dimaksud.

"Kata Nabi, 'laa takuulu hakadza' jangan berkata seperti itu. Dia itu, bisa saja kerja untuk iffah, supaya tidak minta-minta orang," ujarnya.

Bekerja juga salah satu sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kemungkinan orang bekerja niatnya untuk keluarga, untuk orang tuanya. Allah mencintai orang mukmin yang bekerja.

"Itu sunnah saya, atau kerja untuk keluarga, untuk ibunya itu juga sunnah saya. Dan Allah mencintai orang mukmin yang bekerja," jelasnya.

Diketahui juga, Gus Baha pernah membahas tentang konsep rezeki.

"Jika anda punya uang Rp1 juta, kamu kasihkan fakir miskin dan kamu merasa itu uangmu, itu namanya tidak rasional," ujarnya.

Rezeki itu murni dari Allah. Semua pekerjaan yang dilakukan, ide dan pikiran. Sesuatu yang dibuat kerja, tangan, kaki adalah ciptaan Allah.

"Bagaimana anda merasa itu uang kamu? Karena yang kerja saya. Kamu pakai apa kerja? Pakai tangan kakimu? Itu yang bikin juga Allah. Semua itu ciptaannya Allah," ucapnya.

Kamu melakukan itu, uang juga ciptaan Allah.

"Kamu bisa melakukan itu, juga ciptaan Allah. Bagaimana mungkin kamu merasa uang itu milikmu," jelasnya.***

Kode Iklan Bawah Artikel
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait

Tidak ada artikel lain dengan kategori serupa.
Kode Iklan Tengah Artikel