Menu Navigasi

Sanad Tarekat Kiai Adlan Aly Tebuireng Jombang, Tersambung Sampai Rasulullah Jalur Mranggen

Kode Iklan Atas Artikel

 


Kiai Adlan Aly, dikenal luas sebagai kiai yang tak pernah memandang langit. Tiap jalan selalu menunduk. Tawadlu'nya luar biasa.Para santri Tebuireng Jombang mengenalnya sebagai kiai Fathul Qarib, karena tiap baca bab minta hujan di kitab Fathul Qarib, langit Tebuireng tiba-tiba mendung dan hujan. 

Mbah Adlan, biasa disapa, adalah santri kesayangan KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama.

Walaupun Tebuireng tidak dikenal jadi basis tarekat, tapi Mbah Adlan mendapatkan restu gurunya untuk mengembangkan tarekat sebagai wahana mendidik masyarakat.

Karena itu, Kiai Adlan kemudian mendirikan pesantren sendiri sebagai ruang gerakat tarekat yang dipimpinnya. Tentu degan restu sang guru, karena Kiai Adlan sejak awal ditugaskan mendirikan pesantren untuk santri putri, sedangkan santri putra sudah ada di Tebuireng

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dair buku 'Biografi K.H. Adlan Aly Karomah Sang Wali' yang diterbitkan Pusrtaka Tebuireng 2014, karya Anang Firdaus, dijelaskan bahwa berdirinya Tarekat Cukir di pelopori oleh Kiai Adlan Aly, Kiai Manshur (Pacul Gowang), Kiai Syansuri Badawi (Tebuireng), Kiai Muhdlor (Perak), Kiai Makki Maksum (Tegalsari) dan Kiai Aly Ahmad.

Para kiai tersebut sejak awal sudah mengaji tarekat kepada Kiai Usman al-Ishaqi di Surabaya, santri Kiai Ramli Tamim Rejoso Jombang.

Para kiai tarekat Cukir itu tidak berkenan dibaiat Kiai Usman, karena ada sedikit konflik dengan Kiai Mustain Rejoso. Akhirnya, disarankan untuk baiat kepada Kiai Muslih Abdurahman Mranggen. Tarekatnya adalah Qadiriyah wa Naqsabandiyah.

Jalur Mranggen inilah yang akhirnya menjadi sanad tarekat Cukir Kiai Adlan dan lainnya. Amaliyah tarekat dilaksanakan tiap hari Senin, dikenal istilah Senenan, yang berpusat di masjid Cukir

Dalam tarekat Cukir ini, Kiai Adlan mengajari jamaah melakukan amalan-amalan Tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah, ibadah dan paling utama mengajak untuk akhlak mulai dari pembersihan hati dari penyakit-penyakit hati seperti riya’, pamer, ghibah.

Selain itu, Kiai Adlan juga menekankan agar jamaahnya untuk menghindari cinta dunia sehingga larut kedalamnya dan melupakan akhirat.

 

Dalam buku 'Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan' terbitan LKiS, 2003, Endang Turmudi menjelaskan silsilah sanad tarekat Cukir berikut ini.

1. Nabi Muhammad SAW.

2. Ali bin Abi Thalib.

3.Husein bin Ali.

4. Zainal Abidin.

5. Muhammad al-Baqir.

6. Ja‟far as-Sadiq.

7. Musa al-Kazim.

8. Abu Hasan Ali Ibnu Musa ar-Riza.

9. Ma'ruf al-Karkhi.

10. Sari as-Saqati.

11. Abu Qasim al-Junaid al-Bagdadi.

12. Abu Bakar ash-Shibli.

13. Abdul Wahid at-Tamimi.

14. Abdul Faraj at-Tartusi.

15. Abu Hasan Ali al-Hakkari.

16. Abu Sa'id al-Makhzumi.

17. Abdul Qadir al-Jailani.

18. Abdul Aziz.

19. Muhammad al-Hattak.

20. Syams ad-Din.

21. Syarif ad-Din.

22. Zain ad-Din.

23. Nur ad-Din.

24. Wali ad-Din.

25. Husam ad-Din.

26. Yahya.

27. Abi Bakr.

28. Abdu Rahim.

29. Usman.

30. Kamal ad-Din.

31. Abdul Fattah.

32. Muhammad Murad.

33. Syams ad-Din.

34. Ahmad Khatib as-Sambasi.

35. Abdul Karim.

36. Asnawi Banten, Ahmad Chasbullah Ibnu Muhammad Madura.

37. Abdul Latif Banten, Muhammad Khalil.

38. Muslih Abdurrahman, Muhammad Romly Tamim.33. Syams ad-Din.


34. Ahmad Khatib as-Sambasi.


35. Abdul Karim.


36. Asnawi Banten, Ahmad Chasbullah Ibnu Muhammad Madura.


37. Abdul Latif Banten, Muhammad Khalil.


38. Muslih Abdurrahman, Muhammad Romly Tamim.

Kode Iklan Bawah Artikel
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait

Tidak ada artikel lain dengan kategori serupa.
Kode Iklan Tengah Artikel