Cahaya Kewalian Guru Sekumpul, Rahasianya Baca Ini Saat Sujud Terakhir Tiap Shalat
Abah Guru Sekumpul dikenal luas sebagai ulama kharismatik Kalimantan. Jutaan manusia selalu datang silih berganti untuk ziarah ke makamnya.
Martapura, daerah yang istimewa. Di sana, para ulama dan kekasih Allah mengaji, berdakwah, dan menebarkan rahmah.
Cahaya Guru Sekumpul terus menyala, membuat Martapura dikenal luas dunia.
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Jombrenk Garenk, Abah Guru Sekumpul menjelaskan cara meraih hati benih, jernih, dan mendapatkan kasyaf.
"Para wali itu tidak takut kepada makhluq, tidak duka cita atas apapun yang terjadi," kata Abah Guru Sekumpul.
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Jombrenk Garenk, Abah Guru Sekumpul menjelaskan cara meraih hati benih, jernih, dan mendapatkan kasyaf.
"Para wali itu tidak takut kepada makhluq, tidak duka cita atas apapun yang terjadi," kata Abah Guru Sekumpul.
Kenapa bisa begitu? Abah Guru Sekumpul menjelaskan, karena para wali Allah itu punya ilmunya. Guru Sekumpul menyebut ilmu nyaman.
"Telinga nyaman, mata nyaman, pikiran nyaman, hati nyaman, makan nyaman, tidur nyaman, berjalan nyaman, bergerak nyaman, ada tamu nyaman, sendirian nyaman. Asalnya memang dari nyaman," tegas Abah Guru Sekumpul.
Bagaimana caranya bisa meraih nyaman ala para wali itu?
Abah Guru Sekumpul menjelaskan agar membaca doa khusus saat sujud terakhir tiap shalat. Doanya adalah ayat ke-6 dalam surat Al-Fatihah.
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Arti: "Tunjukilah kami jalan yang lurus."
Menurut Abah Guru Sekumpul, itu dibaca 7 kali
saat sujud terakhir tiap shalat.
"Untuk itu, baca Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm di sujud terakhir tiap shalat. Insya Allah diberikan kasyaf, hissi dan ma'nawi. Baik shalat wajib maupun shalat sunnah," tegasnya.
Abah Guru juga menjelaskan, bacanya tidak perlu buru-buru.
"Tidak perlu buru-buru," tuturnya.
Abah Guru Sekumpul menegaskan, kasyaf hissi adalah suatu ilmu yang dapat melihat, mendengar, dan mengetahui apa yang ada di dalam atau yang terdinding atau yang terhalangi.
"Ada pula cahaya yang menyingkap sifat-sifat Allah dan keindahan-Nya. Cahaya ini tak akan terlihat, kecuali orang-orang yang darinya tampak sifat-sifat Allah. Ini disebut dengan kasyaf maknawi," tegas Abah Guru.
Kasyaf maknawi ini, kata Abah Guru, yang dicari oleh para muhaqqiq (ahli hakikat).
Demikian penjelasan Abah Guru Sekumpul, ulama masyhur Kalimantan yang kewaliannya terus menyala tiap saat. Rahasia ternyata baca doa di sujud terakhir tiap shalat.***