Menu Navigasi

Gus Baha Ceritakan Asal Usul Wayang-Sempat Jadi Perdebatan di Internal Wali Songo,Sunan Kudus Beri Ide Brilian

Kode Iklan Atas Artikel

 


 Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim menyampaikan pendapatnya terkait wayang.

Gus Baha mengatakan wayang merupakan kesenian khas Indonesia dan menjadi media dakwah salah satu tokoh Wali Songo yakni Sunan Kalijaga.

Gus Baha melanjutkan jika Sunan Kalijaga ingin berdakwah dengan wayang di daerah Pajang.

Gus Baha mengatakan awalnya ada perbedaan pendapat diantara Wali Songo, namun wayang yang ada saat ini merupakan hasil final  dari pembahasan ulama terdahulu atau Wali Songo.

Lalu seperti apa pembahasan Wali Songoo terkait dengan wayang sebagaimana disampikan Gus Baha?

Dilansir PortalMagetan.com dari Portal Jember pada artikel berjudul ‘’Pendapat Wayang Menurut Gus Baha, Apakah Haram? KH Ahmad Bahauddin Nursalim: Pintar Mengakali .....’’ simak penjelasannya.

 

Gus Baha menceritakan, wayang merupakan kesenian tradisional yang sangat melekat di Indonesia pada saat itu, Sunan Kalijaga pun ingin berdakwah melalui media wayang tersebut.

Namun,Lanjut KH Ahmad Bahauddin Nursalim wayang yang dipakai saat itu adalah berjenis wayang berbentuk orang atau disebut wayang thengul.


 

Mengetahui hal itu, Sunan Giri pun tidak menyetujui hal tersebut karena menganggap wayang thengul bentuknya sama dengan patung manusia.

Sedangkan orang yang membuat patung manusia di akhirat nanti akan dihukum Allah dengan meniupkan ruh ke dalamnya.

Kemudian datang Sunan Kudus sebagai tokoh yang lebih alim lebih dan tinggi tingkat ilmu keislamannya untuk menengahi.

Sunan Kudus memberikan ide untuk mengakali bentuk dari wayang orang tersebut.

Wayang yang mulanya berbentuk seperti orang itu akhirnya dibuat dengan dipipihkan menjadi wayang kulit.

"Kan masyhur itu, (Sunan) Kalijaga saking inginnya berdakwah di daerah Pajang, daerah sini lho, mulai Pajang daerah sini, di Sragen sampai ke sini. Sampai membuat wayang thengul, wayang thengul itu wayang orang," kata Gus Baha.

 

"Sunan Giri tidak terima (dan menyebut), 'Itu haram membuat patung. Kalau membuat patung itu nanti di akhirat disuruh memberi nyawa'. Sunan Kalijaga tidak begitu banyak ngaji orang mantan preman jadi wali. Ngaji fashlun itu, nggak begitu banyak ngaji," sambung Gus Baha.

"Walhasil akhirnya ditengah-tengahi oleh Sunan Kudus yang lebih alim, lebih senior. (Kata Sunan Kudus) 'Sudah gini aja, wayangnya itu dipenyetkan jadi wayang kulit, karena kalau wayang thengul itu (berbentuk) patung. Tapi kalau gepeng (seperti) kulit sudah tidak bisa dikasih nyawa, sudah penyet semua," lanjutnya sembari tertawa.

Sehingga agar tidak menjadi seperti patung atau menyerupai gambar manusia, maka wayang yang mulanya berbentuk orang diakali dengan digepengkan menjadi wayang kulit untuk menghindari keharaman.

 

Hal serupa juga pernah terjadi kepada seorang kyai yang dikenal Gus Baha.

Kiai muda asal Rembang ini menceritakan bahwa kyai tersebut pernah mendapatkan hadiah dari seseorang berupa lemari kayu dari Jepara yang terdapat hiasan gambar burung bangau yang sangat bagus.

 

Namun gambar burung bangau di lemari tersebut dipotong lehernya oleh sang kyai karena alasan tertentu.

"Saya tanyai, 'Lha kok dipotong, Yi?'. (Kyai menjawab), 'Karena biar tidak hidup (bangaunya)'. Kalau tidak dipotong kan, kalau tidak dipotong, kan asumsinya kan disuruh (Allah) memberikan nyawa. Kalau dipotong gini kan tidak bisa hidup," ujar Gus Baha.

Kemudian Gus Baha bertanya lagi kepada kyai tersebut, "Lho kok cuma dipotong sedikit, Mbah?"

Kemudian sang kyai menjawab, "Wong (dipotong) sedikit juga sudah mati."

Gus Baha kemudian mengatakan bahwa sejak zaman dulu sudah ada ulama-ulama yang 'mengakali' fiqih seperti contoh kasus di atas.

 

"Jadi mulai dulu itu ya sudah ada. Fiqih itu ya sudah diakali. Jadi ya, makanya saya pintar mengakali fiqih. Dulu ya sudah ada. Wali Songo ya bisa merekayasa apa? Merekayasa apa? Fiqih. Jadi seperti itu. Orang, jadi orang itu harus bisa ngaji. Makanya saya minta kalian itu ya pinter ngaji, hukum itu macam-macam," tutur Gus Baha.***

Kode Iklan Bawah Artikel
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait

Tidak ada artikel lain dengan kategori serupa.
Kode Iklan Tengah Artikel