Gus Baha Pernah Mengalami Ini hingga Buat Istrinya Menangis, KH Ahmad Bahauddin Nursalim: Selalu Tertekan
- Gus Baha menceritakan tentang istrinya yang pernah menangis karena dirinya.
Terdapat suatu hal yang diungkap Gus Baha hingga menyebabkan istrinya menangisinya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Gus Baha dalam salah satu ceramahnya.
Lalu apakah hal yang menyebabkan istri Gus Baha sampai menangisi sang suami tersebut?
Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasannya berikut yang dilansir PortalJember.com dari unggahan kanal YouTube ONLINE BERBAGI pada 2 November 2020.
Dalam suatu kesempatan, Gus Baha pernah mengungkap tentang beratnya kehidupan menjadi ulama termasuk dirinya.
Karena mengetahui seluk-beluk hukum tentang suatu hal dalam Islam serta takut terhadap hisab Allah, hal tersebut terkadang membuat ulama tidak tenang dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ada momen ketika akan tidur, makan, hingga memiliki uang yang membuatnya takut kepada Allah karena takut dihisab jika ada yang salah.
Hal tersebut berbeda dengan orang awam yang hidupnya lebih santai karena ilmunya tidak setinggi para ulama.
Sehingga menurut Gus Baha, ulama biasanya iri terhadap orang awam yang hidupnya bisa santai.
"Saya mau tidur takut sama Allah. Mau makan, takut sama Allah. Punya uang takut dihisab. Berat jadi ulama itu, berat. Makanya ampun deh. Enak jadi seperti Rukhin ini. Makan, bersendawa, ngerokok, terus ngantuk, pakai selimut, tidur. Hahahaduh. Makanya nggak ada ulama yang tidak iri orang awam tu nggak ada. Iri saya. Kok enaknya jadi orang awam," ungkap Gus Baha.
Gus Baha bahkan mengungkap juga bahwa wajahnya pernah pucat sekali sehabis makan.
Hal tersebut membuat istri Gus Baha sampai menangisi sang suami dan bertanya ada masalah apa.
Gus Baha lalu menceritakan betapa beratnya menjadi ulama sehingga bisa membuat dirinya tertekan mau makan atau tidur.
Maka untuk mengalihkan perhatiannya, Gus Baha sering makan sembari menonton TV atau menggendong anaknya.
"Loh beneran, saya tidak sombong, istri saya itu pernah menangisi saya gara-gara mengetahui saya pucat, habis makan pucat, (istri tanya) 'Gus, ada apa?'. Ya saya jawabnya begitu (menjelaskan beratnya jadi ulama). Saya berbohong kan tidak bisa. (Gus Baha berkata pada istri) 'Kamu tidak tahu rasanya jadi ulama ya begini ini nasibnya jadi ulama. Makan dan tidur selalu tertekan. (Istri berkata) 'Lupakanlah Gus'. Makanya saya sering makan dengan melihat TV, kadang menggendong anak, kalau tidak begitu ya tidak bisa," ujar Gus Baha.***