Menu Navigasi

Karomah Syaikhona Kholil: Didik Santri dengan Menguras Jamban, Isyarat Dahsyatnya Mbah Manab Lirboyo

Kode Iklan Atas Artikel

  


- Cara Syaikhona Kholil Bangkalan dikenal unik dalam mendidik santri-santrinya. Ada yang dikurung seperti ayam, ada yang hanya menyapu pesantren, dan lain sebagainya. 

Untuk santri bernama Manab dari Magelang, Syaikhona Kholil memberikan cara khusus, yakni menguras jamban. Semua santri ikut saja dengan perintah kyai. Taat tanpa bantahan apapun. 

Manab dari Magelang ini tergolong santri sangat sangat tekun. Bukan dari keluarga kaya, tapi semangatnya ngaji tiada duanya. 

Bekal untuk ngaji hanya semangat dan tekad saja. Dari Magelang menyusuri berbagai rintangan tanpa uang saku. Makan seadanya, bahkan seringnya puasa.

Tirakat jadi jalan hidup Manab. Tapi rahasia tirakatnya itulah yang mengantarkan Manab kelak menjadi seorang ulama besar. Namanya berubah menjadi KH Abdul Karim. 

Pesantren Lirboyo yang melahirkan ratusan ribu ulama tak bisa dilepaskan dari tirakat KH Abdul Karim. Salah satu tirakatnya bisa dilihat saat ia mengaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.

Dilansir BeritaBantul.com dari kanal Youtube Bangkit TV, dikisahkan bahwa ada empat santri bersahabat saat di Bangkalan itu, yakni Mbah Manab, Mbah Ma'ruf Kedunglo Kediri, Mbah Anwar Alwi Paculgowang Jombang dan Mbah Hasyim Asy'ari Jombang.

Menurut Mbah Ma’ruf Kedonglo, Mbah Manab sebenarnya bertabiat keras tapi penyabar dan ilmunya biasa-biasa saja, tapi istiqomah serta zuhudnya yang luar biasa.

Karena zuhudnya itulah, beliau sama sekali tidak kenal uang. Rumah Mbah Manab bahkan pernah hampir roboh karena rusak berat namun beliau diam saja hingga Mbah Nyai Dlomroh (Istri Mbah Manab) yang memperbaikinya.

Saat di Bangkalan, Mbah Manab dpaat tugas khusus dari sang guru. Yakni menguras jamban milik kiai. Jamban itu dikuras sampai bersih, bahkan sangat bersih. Seperti tidak ada kotoran lagi di jamban itu. 

Para santri lain melihat itu takjub. Manab santri sosok yang luar biasa, menjalankan dawuh kiai dengan sepenuh kekuatannya. 

Ternyata, itu memberikan isyarat kepada santri bernama Manab itu. Mbah Kholil mengalirkan ilmunya kepada Manab. Sampai habis, seperti Manab membersihkan jamban bahkan sampai kering.

Setelah Mbah Manab berkeluarga dan memiliki pesantren, Syaikhona Kholil memberikan kepercayaan orang yang datang kepadanya untuk ngaji kepada Mbah Manab di Lirboyo.

“Kamu mau mengaji di sini. Jika memang benar, saya beri tahu jika ilmu saya sudah dihabiskan oleh Manab. Jika ingin mengaji datanglah ke Kediri tepatnya di desa Lirboyo, carilah Kyai yang bernama Manab.”

Isyarat Syaikhona Kholil Bangkalan ini menjadikan sosok Mbah Manab jadi rujukan santri dari berbagai penjuru Nusantar, dari dulu sampai sekarang.

Mbah Manab melahirkan karya besar berupa pesantren Lirboyo. Karomahnya mengalir kepada santri-santrinya sepanjang masa.***

Kode Iklan Bawah Artikel
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait

Tidak ada artikel lain dengan kategori serupa.
Kode Iklan Tengah Artikel